Oleh Pemko, melalui tim PPVC ini, tidak diberi izin apalagi mereka datang dari daerah pandemis. Awalnya cuma santri yang kampungnya di Padang Panjang saja yang boleh tinggal di kota ini, namun karena 5 lainnya mohon turun disini dengan alasan memudahkan penjemputan oleh orang tua, mereka boleh turun di posko 1 , bukan di mesjid seperti rencananya semula.
Jelang magrib tadi keenam santri laki laki itu diantar ke BBI, tempat karantina yang disiapkan Pemko Padang Panjang. Konsumsinya ditanggung oleh Pemko Padang Panjang, tambah Marwilis.
Sementara bus yang membawa santri lainnya pergi ke arah Bukitinggi. Untuk memastikan bus tidak berhenti lagi di Padang Panjang, dilakukan pengawalan oleh pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Padang Panjang hingga kawasan Aie Badarun, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar.
Ditambahkan Marwilis, masuknya para santri dari Jawa Timur tersebut bukan yang pertamakali. Pada Jumat, 17/4/ 2020 satu bus sempat lolos dan membongkar penumpangnya di Mesjid kawasan Bancah Laweh. Untungnya cepat tahu hingga 6 bus lainnya bisa digagalkan menurunkan penumpangnya di tempat yang sama.
Baca : 49 Santri dari Daerah Terjangkit Masuk Dharmasraya
Dipastikan Marwilis, santri dan pihak keluarga yang menjemput dari berbagai daerah di Sumbar dan Riau hanya sekedar numpang turun saja di dekat mesjid, tidak kemana mana. Sebab, begitu turun dari bus, anak anak langsung naik kendaraan orang tua, sementara bus langsung putar balik ke Jawa.