Oleh : Saribulih
Tahun 1957 sampai 1959 para tokoh Sumatera dibawah komando Achmad Husein menyatakan perang terhadap pemerintah pusat. Maka berdirilah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan pelopor utama Sumatera Tengah ( Sumbar ).
Kehadiran PRRI didukung oleh beberapa tokoh pusat, yakni Burhanuddin Harahap, Sjafrudin Prawiranegara, M. Natsir dan Soemitro Djojohadikusumo.
Lahirnya, PRRI juga diikuti Perdjuangan Rakjat Semesta (Permesta) di Sulawesi. Timbulnya pergolakan, lantaran masyarakat sudah jengah lantaran adanya ketidakberesan di pemerintahan pusat ( jkt).
Pertentangan ideologi semakin tajam, ketimpangan sosial makin berjarak, kekuatan komunis makin terasa, kekuatan pengaruh Cina makin kuat, ekonomi carut marut.
Tapi sayang mereka tidak mempercayai berbagai indikasi tersebut. Mereka malah memusuhi orang Sumatera ( Sumbar ).Pada akhirnya, mereka terbelalak dengan meletusnya Gestapu 1965.
Salah satu korbannya adalah Ahmad Yani yang sebelumnya diberi tugas oleh pemerintah pusat untuk menghancurkan PRRI, yang terkenal dengan operasi 17 Agustus.
Inilah salah satu sejarah yang menggambarkan suasana kebatinan masyarakat Sumbar hari ini.
Walau pada akhirnya, Presiden SBY memberi sedikit pelipur lara dengan dianugerahkannya Perdana Menteri PRRI, Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan Nasional.