Berikut, ditunjang letak kota yang strategis di pertigaan jalan darat jantung Pulau Sumatera. Dekat (sekitar 60 KM) dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Biaya hidup yang relatif rendah, termasuk jika berbelanja di pasar kuliner yang setiap malam ramai oleh pengunjung dari luar kota dan luar provinsi.
Sejatinya FSM, seperti kerap muncul di forum diskusi terkait kota itu, berpotensi menarik pengunjung dari negeri jiran, seperti Malaysia, Singapore, Thailand dan Filipina. Hal itu jika potensi ISI Padang Panjang dengan ilmiah pokok; Kajian seni rumpun melayu, yang terdepan di Asia Tenggara, tersebut diberdayakan. Ini terutama prodi seni tari, musik, teater, filem, fotografi, seni rupa dan seni kriya.
Lewat prodi tadi, FSM bisa diperkuat dengan sub event seperti festival tari zapin melayu, musik melayu, gambus dan pameran seni rupa/kriya nuansa melayu. Sebab, etnik melayu yang mengisi sebagian besar Indonesia, Malaysia dan Brunei, sebagian Singapore, sebagian Thailand dan sebagian Filipina itu memiliki ragam seni budaya tadi, termasuk teater dan sastra melayu.(jym/yet).–