Dalam gelap saya melihat wajah sedih ibu. Air matanya meleleh. Saya menyaksikan kemurungan di wajah bapak. Urat mukanya tegang. Saya ingin memeluknya. Ingin mengadu pada mereka. Tapi suasana semakin gelap. Saya tidak lagi merasa sakit. Setelah puncak rasa sakit, yang ada hanyalah kekosongan.
Tubuh saya ringsek. Seragam Pramuka yang hanya satu-satunya itu terkoyak. Kasian ibu, dia harus membelikan seragam Pramuka yang baru. Maafkan saya, ibu. Kebengisan ini telah merusak seragam Pramukaku. Maafkan aku bapak, pukulan kayu di kepalaku telah memisahkan kita untuk selamanya.
Nama saya Yuyun. Siswi kelas 2 SMP 5 Satu Atap, Padang Ulak Tanding, Rejang Lebang, Bengkulu. Saya juga punya cita-cita, sama seperti anak bapak dan ibu. Kini cita-cita itu tanggal. Saya hanya tinggal jasad, menggenakan seragam Pramuka yag koyak, yang ditemukan terikat di dasar jurang. HUKUM MATI PARA PELAKU!!!
Komentar….
Kalau ada hukuman yg melepaskan mereka ke kandang singa utk dikoyak2 rasanya ckp seimbang spy adil. Kebiadaban yg pantas dpt balasan yg setimpal sbg hukuman di dunia. Adilkah?