Sebelumnya, mesjid Al-Muhajirin yang berada di daerah tersebut baru berukuran kecil. Sementara penduduknya sangat banyak dan mesjid tersebut sepi dari jemaah.
Dengan keberadaan pesantren ini sekarang mesjidnya sudah diperbesar, dipertinggi, dan dipercantik, sekaligus jemaahnya semakin ramai anak-anak juga ramai mengikuti pelajaran di MDA.
Pondok Pesantren Tarjun Najjah ini diasuh oleh salah seorang Putra Daerah Solok Selatan. Dia seorang mubaligh dan dia juga seorang birokrat pada jajaran Kementerian Agama Kab. Solok Selatan. H. Zulkifli, S.Ag, MM. Begitu tertulis pada SK nya sebagai Kepala Seksi Bimas Islam.
Namun, terhitung 1 Agustus 2017 H. Zulkifli S.Ag, MM dimutasi ke Kemenag Kota Sawahlunto. Suatu keniscayaan yang harus dilaksanakan sebagai Aparatul Sipil Negara (ANS). Apalagi sudah memegang jabatan harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Maka tinggallah Pondok Pesantren Tarjun Najjah meradang sendirian.
Keberangkatanya itulah yang membuat Pesantren ini kehilangan induk untuk tidak mengatakan kehilangan ruh.
Sebenarnya Zulkifli sudah mengkader pengantinya apabila ia tidak ada kelak. Ada belasan orang anak kemanakannya yang jauh-jauh hari yang telah dia bina sebagai pengajar/pengasuh pada pondok pesantren tersebut. Tapi ternyata karomah sebagai Pengasuh itu belum berpindah ke anak kemenakannya.