Kemudian, pada laga semi final di kelas 67 kilogram ia menjelaskan bahwa ada sedikit insiden. Sehingga ia terpaksa melemparkan handuk kedalam ring guna memberhetikan pertandingan. Lantaran Dion mengalami cidera di bahu sebelah kirinya.
“Keputusan yang sulit bagi kami sebenarnya saat melempar handuk. Saya sudah bisa lihat saat Dion jatuh di round pertama bahunya langsuny lepas. Tetapi Dion ngotot masih ingin melanjutkan pertandingan,” katanya.
“Berselang beberapa menit round 2 dibunyikan. Saya melihat tulang Dion disebalah bahu kiri kian menonjol. Itu sangat membahayakan, bisa-bisa tulangnya muncul dan merobek kulitnya jika terus dilanjutkan,” terangnya.
Beruntung, keputusan yang di ambil oleh Arif Rahman Nasir dan Ramon tidak sia-sia. Dion terselematkan dari cidera serius.
“Kami menyelamatkan aset. Mereka dicetak tidak seperti masak telur. Kita bimbing mereka dari 8 tahun terakhir. 8 tahun sudah kita lakukan persiapan. Itulah sebab kenapa saya segera menyudahi, karena saya ingin menjaga aset negara,” pungkas Arif.
Arif juga bertekad, di iven-iven berikutnya Muay Thai Sumbar akan mengorbitkan atlet-atlet yang lebih hebat lagi.
“Di tahun 2024 kita akan banyak bawa petarung-petarung yang hebat. Kita akan bawa petarung yang jitu. Sekali lagi saya mohon maaf, Muay Thai Sumbar hanya bisa berikan 2 perunggu untuk ranah minang,” tukasnya.