Berawal dari pemindahan pedagang di Bundaran Air Mancur. Sejumlah pedagang menolak untuk dipindahkan. Saat itu terjadi perang mulut antara pedagang dan personil Satpol PP.
Persis di depan Toko Bata, pedagang dan sejumlah oknum preman mencoba melawan dengan melempari petugas. Batu pun berterbangan. Melihat kondisi tersebut, beberapa personil Satpol PP menarik diri.
Mendengar terjadi keributan antara pedagang dengan personil Satpol PP, Bipka Doni Marta kemudian meluncur ke lokasi. Saat itu dirinya mencoba mencegah aksi pelemparan batu kepada personil Satpol PP. Nahas, Doni menjadi bulan-bulanan pedagang dan preman. Intel Polresta Padang ini justru dianiaya preman.
“Bripka Doni mencoba mencegah pelemparan oleh pedagang dan preman, tapi justru Doni yang dilempari batu, dipukul dan dilempar helm,” ujar Dian Fakri.
Beruntung intel muda ini cepat diselamatkan. Kepala, wajah, dan leher mengalami luka-luka akibat pukulan dan lemparan. Bripka Doni segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Mendengar cerita itu, Walikota Padang bertekad untuk menghabisi aksi premanisme di Kota Padang. Mahyeldi mengaku sudah melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran kesatuan di Kota Padang. “Tidak ada toleransi lagi dalam hal ini. Kita akan bentuk tim khusus menghadapi perilaku premanisme di Padang,” sebut Mahyeldi.