Mereka didudukkan di kursi tamu yang empuk dan baru yang kadangkala ukurannya jauh lebih besar dari ukuran badannya. Setelah itu mereka ditanya oleh yang punya rumah, dimana tinggalnya, anak siapa, kelas berapa dan lain sebagainya. Setelah beberapa menit percakapan berlalu, si empunya rumahpun mulai merogoh kantong lalu membagi-bagikan uang “Pitih” baru, mereka sangat bahagia sambil mengucapkan terima kasih, lalu minta permisi.
Betapa bahagianya perasaan sang anak saat itu, merekapun menyimpan uang yang diperolehnya ke dalam dompet yang telah mereka persiapkan dan disusun rapi, di pisahkan uang yang nominalnya lebih besar dengan yang kecil. Setelah agak banyak uang mereka kumpulkan, merekapun dengan sesuka hatinya membelanjakan uang yang diperolehnya tanpa ada yang melarang dan membatasinya, wow…..sungguh indah dunia terasa bagi mereka saat itu, mereka ibarat seorang raja yang pada saat itu bisa membuat keputusan sendiri untuk dirinya dengan sesuka hati.
Ketika mereka haus dan lapar, merekapun membeli makanan dan minuman yang disukai dengan uang yang diperolehnya. Bagi anak laki-laki yang sering di beli adalah pistol mainan yang lengkap dengan sejumlah peluru-peluru yang membuat mereka semakin percaya diri dan tambah gagah dimata kawan-kawannya.