“Kami memperoleh peralatan dan perlengkapan menjahit dari Pertamina, kami belajar keras dan semakin berani menerima jahitan,” ucapnya.
Selain itu, Santi memberikan ilmunya secara gratis kepada kelompok masyarakat lain, ia berkeliling untuk mengajari masyarakat hingga terbentuk kelompok baru yang bernama D’Kartinis.
“Belajar bersama Bunda Santi membuat saya lebih baik. Sekarang saya sudah menerima jahitan tempahan sendiri, misalnya membuat baju anak, seprai, souvenir dan lain-lain, sangat bermanfaat,” kata anggota kelompok D’Kartinis, Yasni.
Saat pandemi, Santi dan anggota kelompok D’Kartinis memproduksi masker kain. Pesanan masker terus berdatangan dari berbagai daerah, mulai dari Kota Padang, Kota Payakumbuh, Kabupaten Pesisir Selatan, hingga Pulau Jawa. Dengan kegigihan dan keahlian yang sudah dimiliki, kini Santi bisa mendapatkan penghasilan dari upah jahit sebanyak Rp 200 ribu per hari.
Pada kesempatan berbeda, Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Regional Sumbagut, Taufikurachman menjelaskan, pihaknya akan terus berkomitmen dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat. Ia berharap pandemi Covid-19 tidak menghalangi mitra binaan Pertamina untuk semakin berkarya.