Melalui program satu desa satu pangkalan, masyarakat lebih mudah menjangkau pangkalan dan diharapkan dapat mengurangi pengecer.
“Untuk Sumatera Barat, program satu desa satu pangkalan kini sudah hadir 100 persen di seluruh nagari. Sebanyak 3.369 pangkalan dan 107 agen elpiji 3kg hadir di 18 kota/kabupaten, 169 kecamatan, dan 1.116 nagari atau desa di Sumbar,” kata Nurhidayanto.
Program satu desa satu pangkalan juga bekerja sama dengan nagari. Seperti di Kabupaten Sijunjung, pangkalan elpiji 3 kg subsidi bekerja sama dengan BUMNag ataupun Bumdes. Sehingga program ini juga menjadi penyumbang ekonomi bagi nagari.
“Kami sampaikan, penambahan pangkalan tidak berarti alokasi kuotanya juga bertambah. Karena kuota kan sudah ditetapkan pemerintah, tidak berubah,” tutur Nurhidayanto.
Dia mencontohkan, sebelum adanya program ini, di Kota Solok terdapat 47 pangkalan dengan rata-rata alokasi 977 tabung per pangkalan. Setelah adanya program ini, jumlah pangkalan di Kota Solok menjadi 59 pangkalan dengan rata-rata alokasi jadi 778 tabung per pangkalan.
Untuk 2020, sisa kuota elpiji 3kg hingga akhir tahun adalah sebanyak lebih dari 6,5 juta tabung. Sisa tabung ini harus dijaga agar mencukupi hingga akhir tahun.