Sayangnya, di kebanyakan sekolah perpustakaan hanya merupakan sarana pelengkap sekolah yang jarang dilirik dan dikunjungi siswa. Perpustakaan hanya penuh dengan buku-buku tersusun rapi yang ditunggui oleh pustakawan dengan penggunjung yang bisa dihitung dengan jari setiap harinya.
Apa gerangan yang membuat situasi seperti ini? Tentulah jawabannya mudah sekali, yaitu perpustakaan belum ada di hati siswa. Mereka belum mengetahui betapa dahsyatnya keberadaan perpustakaan sekolah tersebut. Mereka hanya lewat dan tidak pernah memikirkan bahwa ditempat tersebut terdapat segudang ilmu.
Padahal pemerintah sudah berupaya keras memenuhi fasilitas dan pengadayaan buku-buku tersebut guna mempermudah siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan tanpa mengeluarkan biaya.
Perpustakaan menyediakan berbagai jenis buku pelajaran dengan penerbit berbeda yang bisa digunakan siswa selama mereka bersekolah. Mereka bisa membaca langsung di perpustakaan tersebut atau meminjamnya untuk dibawa pulang.
Kalau dicermati, penyebab utama kenapa perpustakaan belum ada di hati siswa karena beberapa hal. Pertama, siswa tidak memiliki minat baca.
Mereka merasa membaca merupakan sesuatu pekerjaan yang berat dan membosankan. Kalau kita lihat dan dengar di Negara-negara maju, siswa mereka banyak menghabiskan waktu mereka di perpustakaan dan banyak membaca. Seperti moto mereka more we read, more we get (banyak kita baca, banyak yang kita peroleh).