Sulit menyimpan barang
Terlebih lagi apabila barang yang hendak ditukar adalah buah-buahan, pasti akan cepat membusuk. Apabila sudah busuk, pasti sudah tidak bisa dijadikan sebagai alat bertransaksi.
Itulah beberapa kendala yang terjadi pada sistem barter.
3. Masa Uang Barang
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, muncullah beberapa pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda tersebut biasanya adalah yang dapat diterima oleh umum, memiliki nilai tinggi, dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer. Contohnya adalah garam, emas, kulit hewan, batu-batuan berharga, logam, kulit pohon, hingga kerang yang memiliki bentuk indah.
Pada zaman Romawi kuno, mulai menggunakan barang seperti kesepakatan sebagai upah atau gaji bagi pekerja. Sementara itu pada bangsa Arab, mereka menggunakan unta dan kambing sebagai alat transaksi. Ada lagi di masyarakat Tibet yang menggunakan teh-teh ikat sebagai alat tukar.
Meskipun pemikiran ini tergolong lebih maju daripada sistem barter, tetap saja terdapat kelemahan yang menjadikan masa uang barang ini semakin lama semakin berganti. Beberapa permasalahan yang muncul dari penggunaan uang barang ini antara lain:
- Hanya berlaku di daerah tertentu saja
- Kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan
- Mudah rusak dan tidak tahan lama
- Sulit dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
4. Masa Uang Pasca Barang
Berjalannya waktu, manusia mulai menemukan bila barang tidak sama dengan uang. Karena mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk itu, mereka mencari barang yang lebih tahan lama sebagai alat pembayaran.