“Sambil berlatih sendiri, saya sabar menunggu kabar dari bapak. Lumayan lama, sampai berminggu-minggu,” tambahnya.
Tak kunjung mendapat kabar, Arfan tak kuat menahan dan menangis. “Saya sampai menangis karena mau masuk SSB. Melihat saya, bapak mungkin kasihan, lalu pinjam uang dan akhirnya saya bisa masuk SSB,” ungkapnya.
Begitu mendapatkan kesempatan emas tersebut, plus kesadaran Arfan mengenai perjuangan orang tua yang telah mendaftarkannya ke SSB, Arfan tak berpikir sama sekali untuk menyia-nyiakan waktunya di SSB.
“Saya nggak mau apa yang sudah dilakukan oleh orang tua tidak sia-sia, makanya saya senang nambah porsi latihan,” terang pemain berusia 20 tahun tersebut.
Sebelumnya tidak banyak orang yang mengenal sosok Arfan. Namun berkat penampilan apik dan konsistensinya di lini tengah PSM Makasar musim kompetisi 2017, bakatnya kemudian dilirik Luis Milla. Kendati belum menjadi andalan di lini tengah skuat Garuda Muda, nama Arfan kerap masuk dalam proyeksi Luis Milla di Timnas U-23 untuk Asian Games 2018.
“Orang tua saya senang sekali waktu saya kabari dipanggil Timnas. Saya bahagia melihat senyum dan dapat pelukan dari mereka. Saya ingin terus memberikan yang terbaik di semua kesempatan,” tutup Arfan.