Namun bicara karya tentu tidak hanya sekadar ikut-ikutan dan berbasis kecepatan. Semua harus dilandasi dengan pedoman keahlian yang konsisten di asa dan dapat menunjukkan ciri dari otentisitasnya. Dari sinilah dengan penuh keyakinan karya tidak hanya sekadar menjadi karya, tentu juga dapat menghasilkan.
Maka atas sebab itu, setiap dari kita yang termasuk dalam koridor milenial membutuhkan sesuatu yang disebut personal branding. Secara sederhana, adalah personal branding kegiatan memberi tahu publik atau dunia tentang siapa kita. Melalui langkah inilah, ada arus yang akan membawa seseorang untuk berhenti mengejar uang dan membuat uang yang akan mengejar kita. Karena uang tahu siapa kita.
Proses kegiatan memberi tahu dunia tentang siapa kita, beruntungnya saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi dan kecepatan media sosial. Tanpa harus bertatap mata dan satu meja, seluruh manusia dari penjuru dunia bisa mengenal dan mengerti tentang kita secara langsung melaui jempol.
Namun perlu diingat, kalau hanya satu kali seseorang menang catur, tentu tidak akan dianggap jago main catur. Ia perlu berkali-kali menang untuk dianggap jago main catur. Begitu pula juga dengan seseorang yang satu kali kehilangan dompet, tidak akan disebut pelupa, kalau tidak dilakukan secara berulang-ulang.