“Seperti Tan Malaka, itu dia tidak tamat sarjana, tapi bisa jadi dosen di berbagai universitas yang ada di dunia, seperti di Belanda dan di Rusia. Ia jugalah orang pertama yang mampu menjadi anggota parlemen belanda saat Indonesia masih dijajah,” katanya.
Ditegaskan Supardi SDM dengan kecerdasan seperti itu lah yang harus bisa dilahirkan Sumatera Barat hari ini.
“Itulah sumber daya yang harus kita kelola yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sesungguhnya untuk membangkitkan kembali Sumatera Barat kita butuh pemimpin-pemimpin yang cerdas, tidak hanya pemimpin yang pintar,” tukasnya.
Guru besar IPDN, Prof. Dr Djohermansyah Djohan, MA selaku tamu kehormatan pada peringatan Hari Jadi Provinsi Sumbar ke-78, turut memberikan motivasi agar terjadi akselerasi pembangunan Sumbar di masa yang akan datang. Beberapa hal yang menurutnya perlu diperhatikan adalah kondisi Sumbar yang memiliki keterbatasan PAD dan Sumber Daya Alam.
“Dengan kondisi seperti itu, Pemprov Sumbar harus pandai-pandai menjalin relasi dengan pusat, merangkul perantau, memperkuat perencanaan yang terintegrasi antara kabupaten/kota-provinsi-dan pusat, menggerakkan desentralisasi budaya secara masif, serta mengembangkan pilot project DPRD yang inovatif,” ujarnya.