Ia menambahkan, berangkat dari semua hal tadi tentunya penting bagi semua stakeholder untuk menjadikan momentum Peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke-78. Sebagai momen evaluasi atas kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan.
Bicara tentang potensi yang dimiliki, Sumatera Barat dinilai memiliki banyak keterbatasan. Baik dari sisi sumber daya alam, industri. Begitupun dari sisi pariwisata yang masih jauh banyak ketinggalan.
Maka dari itu, untuk bisa maju ia berpandangan Sumbar harus bisa menonjolkan hal yang tak dimiliki daerah lain. Dia mencontohkan adalah otak. Sumbar kata dia, harus bisa menjadi daerah industri otak yang mampu melahirkan orang-orang cerdas seperti yang pernah ada sebelumnya.
“Sumatera Barat harus bisa memproduksi orang-orang cerdas, bukan pintar ya, karena menurut saya cerdas dengan pintar itu berbeda. Perguruan tinggi, tiap tahun mampu melahirkan orang pintar, tapi cerdas tidak,” katanya.
Supardi menuturkan, orang-orang cerdas dari Sumatera Barat pada masa dahulu seperti Agus Salim, Mohammad Hatta, M. Natsir dan Tan Malaka.
Mereka adalah tokoh-tokoh nasional yang dikenal berasal dari minang, dimana sejatinya mereka banyak juga yang tidak sekolah, atau tak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Namun nama mereka besar, disegani, kecerdasan mereka diakui dunia, dan dikenang hingga saat ini.