Lanjutnya, Nan Jombang Dance Company harus terus maju di dalam berkesenian, dan menjadi wadah bagi generasi muda agar bisa mencapai kesuksesan di kancah nasional maupun internasional, seperti Ery Mefri.
Museum Tari Ery Mefri, kata Silvia lagi, diiharapkan bisa menjadi sumber informasi, tempat diskusi bertukar pikiran dalam memajukan seni, bagi generasi muda, pelaku dan peminat seni, serta masyarakat secara umum.
Sebelum pengguntingan janur tanda peresmian Museum Tari Ery Mefri, acara didahului dengan pertunjukan monolog oleh Boyke Sulaiman dengan judul “Sindao”, yang membuat hadirin banyak tertawa dengan penampilannya yang dinamis.
Kemudian pembacaan puisi dari seniman Sumbar di antaranya; Rizal Tanjung, “Catetan tahun 1946” karya Khairil Awar; Dadang Leona, “Kami muak dan bosan” karya Taufiq Ismail; Fauzul El Nurca, “Ini negriku” karya Fauzul El Nurca; Zamzami Ismail, “Negeri haha hihi” karya Mustafa Bisri; Syafiruddin Arifin, “Gunung yang angkuh” karya Syafiruddin Arifin; Andria Catri Tamsin, “Wajah Kita” karya Hamid Djabar dan Armeynd Sufhasril, “Palestina Muda”.