Kemudian pembacaan puisi dari seniman Sumbar di antaranya; Rizal Tanjung, “Catetan tahun 1946” karya Khairil Awar; Dadang Leona, “Kami muak dan bosan” karya Taufiq Ismail; Fauzul El Nurca, “Ini negriku” karya Fauzul El Nurca; Zamzami Ismail, “Negeri haha hihi” karya Mustafa Bisri; Syafiruddin Arifin, “Gunung yang angkuh” karya Syafiruddin Arifin; Andria Catri Tamsin, “Wajah Kita” karya Hamid Djabar dan Armeynd Sufhasril, “Palestina Muda”.
Di sela-sela acara, ada juga beberapa seniman lukis yang asyik membuat lukisan, dengan diiringi penampilan grup musik tradisional Parewa Limo Suku, yang membuat acara menjadi khidmat dan meriah dengan musik dan lagu-lagu tradisional Minang yang menyentuh, sambil menikmati kopi dari Kubik Cafe.
Turut hadir dalam acara peresmian Museum Tari Ery Mefri tersebut tokoh-tokoh dan seniman Sumbar, di antaranya; Khairul Jasmi, Shofwan Karim, Nofrizon, Hermawan, Indra Sakti Nauli, Yurnaldi, dan dari tokoh masyarakat Mentawai, Kristinus Basir Sagoilok, serta puluhan mahasiswa yang memakai baju kebesaran kampusnya.
Dalam rangkaian Peringatan 40 Tahun Ery Mefri Berkarya ini akan dilaksanakan selama 3 hari, 1-3 November 2023. Di samping peresmian museum akan ada juga peluncuran buku “Salam Tubuh pada Bumi”, serta KABA Festival dan Festival Nan Jombang. (Rel)