Kemudian Rieka Nur Asy Syam, Program Officer Bakti Budaya Djarum Foundation, mengapresiasi sejarah Nan Jombang Dance Company sampai tahun ke-40 yang penuh pengorbanan serta suka dan duka.
“Tidak banyak pencapaiannya sampai ke-40 tahun. Dan kita dari Bakti Budaya Djarum Foundation akan tetap mendukung Nan Jombang Dance Company di dalam berkarya,” tuturnya.
Sementara itu, Silvia Devi, dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Provinsi Sumbar, yang ikut hadir bersama undangan lainnya, berharap Ery Mefri terus bergerak dan berproses. “Bagaimana merintis dengan gaya Ery Mefri. Dimana pandangannya terhadap seni tidak akan pernah berakhir,” kata Silvia.
Lanjutnya, Nan Jombang Dance Company harus terus maju di dalam berkesenian, dan menjadi wadah bagi generasi muda agar bisa mencapai kesuksesan di kancah nasional maupun internasional, seperti Ery Mefri.
Museum Tari Ery Mefri, kata Silvia lagi, diiharapkan bisa menjadi sumber informasi, tempat diskusi bertukar pikiran dalam memajukan seni, bagi generasi muda, pelaku dan peminat seni, serta masyarakat secara umum.
Sebelum pengguntingan janur tanda peresmian Museum Tari Ery Mefri, acara didahului dengan pertunjukan monolog oleh Boyke Sulaiman dengan judul “Sindao”, yang membuat hadirin banyak tertawa dengan penampilannya yang dinamis.