Perempuan Muda Pengusaha Songket Ini Wakili Indonesia ke Belgia

oleh

Europe Development Day  atau Hari Pembangunan Eropa adalah forum kerjasama pembangunan Internasional yang terkemuka di eropa. Forum internasional ini bertujuan untuk mendorong  terjadinya strategi global dalam  mengatasi  masalah kemiskinan dunia. Pada forum tersebut diundang tokoh-tokoh yang terlibat dalam sector swasta yang memiliki komitmen dalam penanggulangan kemiskinan dari seluruh dunia.

Kesempatan Dona diundang dalam forum EDD ini tak terlepas dari kerja kerasnya mengembangkan songket Silungkang.  Perempuan mandiri ini telah akrab dengan songket sejak kecil. Ia mengaku sejak kelas 3 SD sudah mulai belajar bertenun dan  membantu kedua orangtuanya Almarhum Syamsamir Rajo Alam dan Nuryati yang merupakan pengusaha tenun songket Silungkang.

Bahkan ketika menempuh pendidikan di Universitas Negeri Padang (UNP) ia  bertekad membiayai sendiri kuliahnya hingga tamat dengan bertenun. Dona mengaku saat kuliah ia membawa 1 set ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) ke rumah kosnya di Padang dan berjibaku mengisi waktu luangnya dengan bertenun.

“Minimal  saya harus menyelesaikan satu helai songket setiap minggu  dan dijual kepada pengusaha di Silungkang untuk biaya perkuliahan satu pekan kedepan. Jika tidak, tidak ada biaya untuk kuliah” ujar perempuan gigih yang berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan di tahun 2010 .

Menarik dibaca