Melihat kondisi itu, tidak sedikit yang berpikir bahwa ternyata isu dan musuh bersama Corona bisa menyatukan bangsa kita. Dengan perang dan adanya musuh bersama, kita bisa menghilangkan perbedaan kepentingan. Dan bagi bangsa Indonesia, sejarah juga telah memberikan pelajaran bahwa kita pasti dan akan bersatu tatkala kita menghadapi musuh bersama. Ingat. Tatkala timnas kita bertanding melawan timnas negara lain, apalagi Malaysia, beda organisasi, beda kelompok, beda agama, beda politik, semua menyatu membela Timnas Indonesia.
Bagi umat beragama covid 19 selain dianggap sebagai wabah, ada juga yang menganggap sebagai musibah dan ada juga yang mengaggap sebagai Ujian. Ujian kita sebagai bangsa untuk mengukur kekuatan dan kesiapan kita dalam menghadapi perang. Karena kedepan setiap saat selalu ada potensi untuk perang, perang di abad kini yang situasinya unprediktable, khususnya perang ekonomi, teknologi dan hankam. Ujian sekaligus pelajaran agar kita selalu waspada untuk menyiapkan skenario terburuk dalam berbagai bidang baik ekonomi, politik dan pertahanan keamanan jika suatu saat perang dan musuh bersama itu datang.
COVID 19 juga merupakan tantangan dan momentum untuk menunjukan posisi dimana negara kita berada sebagai sebuah bangsa dalam hubungan antar bangsa. Ajang eksistensi sebuah bangsa. Bukan rahasia umum lagi sebelum Covid 19 mewabah, perang dagang amerika dan china terus menghangat. Kini terlepas ada tidaknya hubungan corona dengan itu, tapi tampaknya China dan Amerika sama sama ingin menunjukan kekuatan dan kesiapan negara mereka dalam menghadapi perang ini. Demikian juga dengan rusia, jepang dan korea selatan. Dan China yang tadinya dibenci karena dianggap sebagai negara penyebar virus ini pertama kalinya, kini mulai di elu elukan karena kesiapan mereka, kecepatan mereka dalam merespon dan kesiagaan mereka dalam menyikapi wabah corona termasuk karena bantuan merea ke berbagai negara.