Oleh : Feri Fren (Widyaprada BBPMP Prov. Sumbar)
Sedih sekali rasanya membaca berita di media sosial tentang perkelahian peserta didik dengan sesamanya. Sesama mereka, saling menghajar dengan cara pengeroyokan. Bahkan sampai berujung pada sebuah kematian. Merinding bulu roma dibuatnya.
Belum habis berita duka yang satu, muncul lagi berita lainnya dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada tempat berbeda juga terjadi pengeroyokan peserta didik di tingkat sekolah dasar.
Hal yang memiriskan, tempat kejadian di dalam ruang kelas tersebut divideokan dan telah menyebar luas di media sosial. Apakah hal ini masih akan kita biarkan berlarut-larut. Salah siapakah sebenarnya?
Dimanakah letaknya rasa perikemanusiaan. Dan implementasi nilai-nilai sikap atau karakter bangsa. Seperti hidup rukun, hormat-menghormati, sopan-santun dan lain sebagainya yang selalu kita dengung-dengungkan.
Penanaman nilai-nilai sikap tersebut harus dimulai dari pencontohan dan pengawasan yang melekat. Tidak bisa lagi kita sebagai orang tua, guru dan masyarakat mengajarkannya dalam bentuk teori-teori belaka.
Menurut Dorothy Law Nolte, anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, dia belajar gelisah. Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah. Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikirannya.