Kalau kita sebagai pejabat pemerintah dan lainnya harus memahami :” due to local media’s persuasive approach towards local gavernment al well as their contructive and positive thinking support for local governmen’s program development, local offcials grandually became more open to criticisms and suggestions”.
Jadi begini (Kemampuan media untuk merangkul para penjabat pemda dan memberikan dukungan terhadap pengembangan program-program kerja pemda secara kontruktif dan positif thingking membuat para penjabat terbiasa untuk lebih terbuka terhadap kritik dan saran). Bukannya pejabat berasumsi buruk/alergi bahkan menghindar apa bila kedatangan wartawan apalagi sudah dikenal (kata wong Palembang, biaso be).
Di era sekarang kemajuan profesi wartawan sudah mengikuti arus kebutuhan. Makanya ada wartawan parlementaria, yang bertugas meliput kegiatan legislatif, watawan bidang hukum, bidang jasa kontruksi, bidang lingkungan, tentu semua harus mempunyai bekal dan pengalaman serta peningkatan kopentensinya, dan jangan ogah-ogahan membaca iptek, kerelegiusan, sosial budaya dan lainnya, wawasan juga akan bertambah.
Berbobot atau tidaknya karya jurnalistik, yang menilai itu masyarakat. Disamping itu contoh, kalau wartawan mengkritisi bidang jasa kontruksi, setidaknya disamping punya pengalaman bidang teknis sipil, fondasi lebih kuatnya berlatar belakang akademis bidang teknis sipil. Wartawan sering menulis bidang pertanian/perkebunan, teknis lingkungan, sosial budaya, ekonomi, hukum, kehutanan, kelautan, harus menguasai materi obyek/bidang tersebut/punya kopetensi.