Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Prabowo (2000:3) memaparkan bahwa terdapat 3 ciri-ciri dari pembelajaran terpadu, yaitu: pembelajaran yang berpusat kepada siswa, proses yang pembelajaran yang dilakukan mengutamakan pengalaman langsung, dan terakhir adalah tiap-tiap bidang studi tidak bersekat atau tidak terpisah dengan jelas.
Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan siswa mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari berbagai bidang kajian.
Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA.
Pengertian terpadu disini mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai bidang kajian. Sebenarnya IPA dapat dipadukan dengan bidang kajian lain di luar bidang kajian IPA. Hal ini lebih sesuai untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
Pada jenjang SMP keterpaduan akan lebih baik bila dibatasi bidang kajian IPA saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian.
Mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman konsep yang harus diserap oleh peserta didik.
Menurut Robin Fogarty terdapat 10 tipe pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA yaitu yaitu : Fragmented, Connected, Nested, Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, Integrated, Immersed dan Networked.
Menurut Forgarty (1991) model terhubung atau connected model adalah keterkaitan dalam seluruh bidang antar topik, konsep, keterampulan, dan dapat mengaitkan tugas hari ini dengan selanjutnya.
Model keterhubungan (connected) mempunyai karakteristik menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang satu dengan ide yang lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi.
Keterpaduan pola Connected ini dapat membantu siswa mengembangkan konsep konsep kunci secara terus menerus. Sehingga terjadi proses internalisasi.
Fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Pembelajaran IPA terpadu model connected merupakan tipe pembelajaran yang dapat dijadikan referensi mengajar untuk guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas. Pembelajaran terpadu model connected adalah model penggabungan, dengan gambaran model yang menghungkan beberapa bidang ilmu satu dengan yang lainya.
Model connected adalah menghubungkan materi pembelajaran satu sama lain tanpa disadari oleh siswa. Model connected adalah pembelajaran yang mengaitkan ide-ide, konsep-konsep, dan materi-materi semester ini dengan semester berikutnya.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu model connected sebagai suatu konsep dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui konsep-konsep yang mereka pelajari. Melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami.
Dari proses belajar yang bermakna inilah yang selanjutnya berdampak pada meningkatnya motivasi belajar peserta didik yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik. (*)