Pengawasan Pembelajaran Daring

oleh

Tidak semua orang tua siswa mampu menjalan peran untuk mengawasi anaknya selama kegiatan belajar di rumah. Kebanyakan mereka masih disibukan dengan urusan memenuhi kebutuhan keluarga. Walau pun adanya anjuran untuk stay at home dan Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini.

Lalu, apakah pembelajaran daring dapat berjalan dengan efektif?. Selain itu apakah sudah setiap guru dapat menjalankan pembelajaran daring?. Menyadari berbagai kelemahan dalam pembelajaran daring tersebut, tentu dibutuhkan berbagai trik tertentu.

Sekolah perlu menetapkan aturan yang jelas, efektif dan efisien agar pembelajaran daring dapat terlaksana dengan baik. Diantara ketentuan tersebut antara lain:

  1. Mendata siswa yang memiliki android, hp biasa dan yang tidak memiliki sama sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan metode yang akan digunakan guru untuk pelaksanaan pembelajaran dan pemberian tugas. Bagi siswa yang memiliki android, mereka bisa tergabung dalam pembelajaran yang menggunakan aplikasi zoom, webinar, google classroom, ruang guru dan lain sebagainya. Tergantung aplikasi yang diminati guru. Namun bagi siswa yang tidak memiliki android, maka guru dapat melakukan pemberian tugas dengan cara telepon langsung kepada yang bersangkutan. Sedangkan bagi yang tidak memiliki HP sama sekali, tentu pula membutuhkan teknik tersendiri dalam menghadapinya, seperti meminta ia untuk bertanya langsung kepada temannya yang berdekatan rumahnya. Tentu saja dengan tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap memakai masker dan social distancing. Sementara penyerahan tugasnya kepada guru, diserahkan kepada kebijakan guru tersebut. Misalnya hanya diserahkan ketika sekolah telah di mulai nantinya.
  2. Menggabungkan siswa ke dalam WAG. Siswa dalam satu kelas sebaiknya digabungkan ke dalam WA group kelas atau per mapel. Hal ini dilakukan untuk memudahlan guru dalam mengontrol pembelajaran yang diikuti siswa maupun pengerjaan tugas. Dengan tergabungnya mereka di satu WA group maka guru atau pun walas akan mudah dalam melakukan pengawasan.
  3. Menentukan jadwal khusus setiap hari selama masa pandemik dan kegiatan belajar di rumah. Ini penting, sebab adanya keluhan sebagian besar siswa yang kewalahan dengan pengerjaan tugas setiap hari dengan jadwal seperti biasanya. Misalnya setiap hari hanya terdiri dari 3-4 mapel saja. Sehingga memberi ruang bagi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik.
  4. Adanya pengawasan orang tua, guru, kepala sekolah dan pengawas dalam pelaksanaan pembelajaran daring atau kegiatan belajar di rumah. Bentuk pengawasan ini tentu saja berbeda-beda, sesuai dengan porsinya masing-masing. Pengawasan oleh orang tua mungkin hanya dalam bentuk memberikan perhatian dan memastikan anaknya mengikuti kegiatan belajar di rumah.
    Sedangkan peran guru dalam hal ini adalah, dalam bentuk memastikan siswa di kelas yang diampunya dapat terlayani secara maksimal selama kegitan belajar dirumah. Disamping itu juga dapat dilakukan dengan membuat format khusus untuk membedakan siswa yang mengikuti kegiatan belajar dan yang tidak. Sementara pengawasan oleh kepala sekolah, tentu saja dilakukan teradap guru-guru. Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa setiap guru dapat melaksanakan kegiatan dan pemberian tugas kepada siswa dengan baik. Serta mengetahui bentuk umpan balik yang diberikan guru terhadap tugas yang diberikan tersebut.
    Sedangkan peran pengawas sekolah adalah dilakukan terhadap kepala sekolah. Pengawas sekolah dapat melakukan pengawasan dengan bertanya, maupun dalam bentuk pemberian format khusus yang dirancang untuk itu. Pengawas sekolah dapat meminta bantuan kepala sekolah untuk mengisi format tersebut, yang membuktikan pelaksanaan kegitan belajar di rumah oleh guru di sekolah tersebut. Semoga masing-masing pihak dapat menjalankan perannya dengan baik. Sebab jika pembelajaran daring atau belajar di rumah ini dilaksnakan tanpa pengawasan, maka hasilnya tidak akan maksimal.

Selain hal tersebut di atas, perlu adanya suatu pemahaman, bahwa nilai siswa selama kegiatan belajar di rumah, tidak dijadikan tolok ukur yang menentukan bagi mereka untuk naik kelas. Apalagi untuk menentukan kelulusan bagi mereka.

Menarik dibaca