Penganiayaan Wisatawan Perancis di Mentawai Bukan Tipiring

oleh

Dengan kondisi tersebut ia pulang ke penginapan dan dibantu pengobatan oleh pemilik penginapan, Aurelius Yan, sebelum dibawa ke Puskemas setempat. Keesokan harinya baru dilaporkan peristiwa itu ke Polsek Muara Siberut.

Saat pulang ke Prancis dan kembali bekerja, ia dilarang bosnya mengurus bisnis dengan kondisi wajah memerah dan bengkak tersebut. “Akibatnya saya terganggu, tak boleh urus bisnis. Bos saya melarang temui rekan bisnis dengan wajah membesar dan luka. Saya dilarang masuk satu minggu,” tuturnya.

Sementara Aurelius Yan yang juga dihadirkan sebagai saksi mengakui melihat korban kembali ke penginapan dengan kondisi wajah luka dan mengeluarkan banyak darah. “Dia minta es batu. Awalnya tidak ada, tapi kemudian bisa saya carikan,” ujar Yan.

Hal yang sama juga ditegaskan karyawannya, Elsa yang juga diperiksa sebagai saksi kemarin. Ia mengaku melihat korban luka-luka di bagian wajah, meski tak melihat aksi pemukulan tersebut.

Sedangkan Jordan mengakui aksi pemukulan itu, tetapi ia tidak ingat apakah berapa kalinya. “Dua atau tiga kali saya tidak ingat,” ujar pria asal Amerika Serikat yang sudah menetap di Mentawai sejak 2001 itu.

Menarik dibaca