“Potensi dan peluangnya sangat besar tapi kendala juga pasti ada, yaitu belum meratanya pemahaman masyarakat tentang implementasi syariah. Untuk itulah perlu terus sosialisasi termasuk melalui talkshow seperti ini,” jelas Buya Mahyeldi.
Harapannya melalui sosialisasi melalui berbagai kegiatan dan media yang terus dilakukan, akan memperkaya literasi dan wawasan masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki dasar falsafah ABS-SBK. Sehingga ketika diajak dalam perekonomian syariah, mayoritas masyarakat Minang langsung menyambut baik.
Lebih lanjut gubernur juga menyampaikan beberapa langkah-langkah untuk implementasi ekonomi syariah yang telah dimulai sejak 2010. Mulai dari adanya koperasi syariah, Baiyul Mal watamwil (BMT), lalu terus berkembang dengan tumbuhnya BPR syariah hingga sekarang sampai pada tahap konversi bank pembangunan daerah menjadi bank syariah.
Gubernur juga memberikan jaminan bahwa sistem ekonomi syariah juga ramah investor. Bahkan banyak negara di Eropa saat ini, menurut gubernur sudah mulai menerapkan sistem ekonomi syariah, seperti Inggris, Perancis dan Jerman.
“Ekonomi syariah itu ramah investor. Kita sudah jalin komunikasi dengan dubes beberapa negara. Apalagi Sumbar berada di posisi pantai barat Pulau Sumatra, dekat dengan Timur Tengah dan Afrika. kita siapkan proyek-proyek yang bisa dikerjasamakan, khususnya pertanian dan perdagangan. Tidak lupa saat ini kita juga tengah membangun sinergitas dengan propinsi-propinsi tetangga,” terang Mahyeldi.(doa/MMC)