“Yaitu bagaimana kita mensyiarkan dan memfungsikan zakat yang kita kelola semaksimal mungkin kepada penerimanya (mustahiq),” sebutnya.
Kata Epi, pertama sekali yang disampaikan pihaknya saat itu adalah bagaimana Baznas Kota Padang bisa tumbuh dan berkembang dalam pengumpulan zakat adalah didasari oleh komitmen dan dukungan yang baik dari Pemko Padang dan stakeholder terkait. Selanjutnya kedua, juga dikarenakan seiring tumbuhnya kepercayaan unsur pihak ketiga yang terlihat dari banyaknya pihak ketiga yang langsung mengantarkan zakatnya ke Baznas Kota Padang.
“Mulai dari ojek online (ojol), pedagang serta pelaku usaha lainnya dan segala macam yang angka zakatnya pun sangat signifikan. Dari nol rupiah di 2015 naik ke Rp1 miliar di 2016 dan sekarang sudah ada di angka Rp 5,3 miliar untuk jumlah zakat yang terkumpul dari pihak ketiga,” jelasnya.
Sambungnya lagi, adapun yang ketiga disampaikannya adalah sekaitan transparansi Baznas Kota Padang dalam pendistribusian zakat sesuai persayaratan dan ketentuan yang ditetapkan.
“Sehingga tidak ada satu pun masyarakat yang tidak tahu program Baznas Kota Padang dan apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi. Untuk pendistribusiannya semua sudah standar secara nasional. Dimana terdapat 6 program mulai dari Padang Religius terkait keagamaan, Padang Cerdas untuk pendidikan, Padang Sehat untuk kesehatan, Padang Makmur untuk bedah rumah tak layak huni, Padang Sejahtera untuk usaha dan kemudian ada Padang Peduli untuk masyarakat lanjut usia (lansia). Semuanya tentu adalah demi membantu masyarakat kita yang membutuhkan demi terciptanya Kota Padang sesuai 6 program tersebut,” urai Ketua Baznas Padang itu.