Pemilu 2019, Pengujian Integritas versus Moral

oleh

Sudut pandangan di mata masyarakat hanya sebuah cibiran belaka. Sudah tidak pantas lagi sebagai panutan, masih juga berambisi untuk menjadi pemimpin introspeksi dirilah. Kalau ini tetap masih diberikan kran peluang kemudahan, maka di negara kita yang sangat saya cintai ini berarti dalam pencapaian lajunya perubahan menuju Indonesia yang lebih baik dan maju, telah dipersimpangan jalan.

Secara jujur kalau kita mau menfilter suara rakyat, tetap menginginkan perubahan, yang lebih baik ke depan, calon anggota dewan termasuk para calon kepala daerah/pejabat tidak pernah bermasalah dengan ranah hukum, itu bagus. apalagi tipidsus, orangnya harus sebagai panutan masyarakat. Kalau ini memang berjalan dengan berkeadilan dan kejujuran In Syaa Allah, praktek-praktek tak terpuji tipikor dan lainnya yang menjurus seseorang jadi terpidana, tetap tidak layak menjadi pemimpin.

Kalau Indonisia mau berubah dan harus berani pemerintah melakukan perubahan dalam hal ini. Tidak ada istilahnya tarik dan ulur. Sebagai pemerinah harus tegas dan berwiwaba dalam menyatukan persepsi bingkai-bingkai daya rekat NKRI. Rakyat tetap mengnginkan yang terbaik dari segala lebih baik tanpa dibonceng muatan-muatan kepentingan.

Menarik dibaca