Padang Panjang, Spiritsumbar – Tutup sejak Desember 2021 karena tertimpa tanah longsor, obyek wisata kolam renang Lubuk Matokuciang, Padang Panjang akan dibuka lagi mulai sekitar September 2022 datang. Polanya, bila hujan turun, pengunjung harus segera keluar dari komplek kolam untuk menghindari resiko.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Porapar) Kota Padang Panjang, Maiharman atas pertanyaan wartawan, Agustus 2022 ini, terkait rencana pengoperasian kembali obyek wisata kolam renang Lubuk Matokuciang di lembah tepi barat kota sejuk tersebut.
Ketentuan yang mengharuskan pengunjung segera keluar dari obyek wisata bila terjadi hujan, merupakan satu dari dua rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Panjang sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diingini dalam operasionalnya, nanti.
Rekomendasi kedua, seperti dibenarkan terpisah oleh Kabid Penanggulangan Bencana Alam pada BPBD setempat, Aswirman, taman di lereng bukit pada sisi timur dari gedung Resto kolam renang itu mesti ditutup, agar tidak dimasuki pengunjung. Sebab, taman ini jadi area luncuran tanah longsor ke kolam renang, Desember 2021 lalu.
Dua rekomendasi dari BPBD itu akan kita penuhi, kata Kepala Dinas Porapar, Maiharman dan Kabid Pariwisata, Reynold Oktavian di kantornya di tepi selatan komplek obyek wisata Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), Silaiangbawah, Kota Padang Panjang.
Pasca kejadian tanah longsor pada Desember 2021 lalu itu, objek wisata Lubuk Matokuciang menurut Maiharman, memang tidak segera diupayakan beroperasi lagi. Sebab, perlu diamati terlebih dulu perkembangannya, kalau-kalau terjadi longsor susulan. Alhamdulillah, longsor susulan itu tidak terjadi.
Pada peristiwa tanah longsor tebing bukit yang menimpa kolam renang Lubuk Matokuciang di Desember 2021 lalu itu tidak ada korban. Tapi material longsor, seperti disebut terpisah sebelumnya oleh Adrial, Direktur PDAM Padang Panjang, sempat menimbulkan kerusakan pada operasional pompa air PDAM Padang Panjang, yang menyuling air dari mata air di pemandian itu untuk warga kota.
Untuk diketahui, sumber mata air yang berlimpah di Lubuk Matokuciang (dengan debit air 200 liter lebih perdetik, data Bappeda-2005) itu, tidak saja dimanfaatkan untuk objek wisata yang jadi salah satu pemasukan PAD-APBD Kota Padang Panjang. Tapi juga jadi sumber air minum terbesar oleh PDAM untuk warga kota ini.(jym/yet).–