Senada, Kahirul sopir truk sawit mengatakan dengan terjadi pelarangan CPO sawit keluar negeri mengakibatkan antrian ratusan truk yang bermuatan TBS. Ini sudah terjadi berapa minggu lalu setelah hari Idul Fitri.
Baca : Breaking News: Ustadz Abdul Somad UAS Ditahan di Imigrasi Singapura
“Kami bertahan disini sudah hampir lebih kurang tiga hari menunggu Tandan Buah Sawit (TBS) untuk di jual kemudian bongkar dipabrik sawit ini,” ujarnya.
“Kalau kami biarkan nantinya buah sawit akan membusuk dan tidak bisa lagi dijual. Terpaksa kami buang ke tempat pembuangan sampah untuk dijadikan pupuk,” ujarnya.
Kalau dihitung dengan harga Tandan Buah Sawit (TBS) yang sekarang ini yang anjlok, sebagai petani sawit dan sopir angkutan Tandan Buah Sawit, mengalami kerugian besar sekali.
Baca : Miles Franklin Award, Penghargaan Sastra Australia
Yang mana biaya perwatan dan serta pemupukan yang sangat besar dan tidak sesuai dengan harga sekarang ini.
Kami berharap kepada pemerintah untuk meningkatan harga Tandan Buah Sawit (TBS) seperti semula yang mana bisa mengangkat ekonomi masyarakat khusus petani sawit. Kalau ini dibiarkan akan merugikan kepada petani sawit pada umumnya. (Eko)