Lebih lanjut dia sampaikan bahwa kepercayaan Kemenpora untuk menempatkan lokasi di Puncak Lawang sebagai salah satu seri, tentu perlu diberikan dukungan. Tidak hanya Sumbar, tapi juga Agam bagaimana dukungan masyarakat, niniak mamak, FASI, sehingga kegiatan ini bisa dimaksimalkan ungkapnya.
Nasir menambahkan bahwa olahraga ini perlu lebih dimasyarakatkan di Sumbar, karena minat anak muda masih sangat terbatas dengan olahraga ini, Olahraganya memang cukup menantang, tapi bagaimana kita bisa memadukan olahraga ini dengan nilai rekreasinya, dan mempromosikan daerah kita ke dunia nasional katanya. Kita berharap kegiatan ini tetap berlanjut di Sumbar, khususnya di Puncak Lawang. Kita akan berupaya memaksimalkan semua sarana dan prasarana yang belum disediakan, agar kegiatan itu bisa jadi lebih baik lagi harapnya.
Sementara itu, Bupati Agam Ir.H. Indra Catri MSP, Dt Malako Nan Putiah mengatakan kegiatan paralayang sudah dua tahun tidak digelar di Agam, bahkan Sumbar. Hal itu karena sering terjadinya musim hujan di daerah itu. Pada 2017 dan tahun berikutnya diharapkan bisa dilaksanakan, karena ini ivent yang ditunggu-tunggu untuk menjadi ivent andalan daerah.
Lebih lanjut Indra Catri mengatakan bahwa Matur salah satu destinasi yang terkenal, tidak hanya sesudah kemerdekaan, bahkan sebelum kemerdekaan Belanda menetapkan wilayah itu sebagai negeri yang sangat terhormat, karena memiliki nuansa alam yang bagus, seperti Puncak Lawang, Ambun Tanai dan Danau Maninjau sebagai salah satu wilayah banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional dan pahlawan bangsa paparnya.