Perjalanan hidupnya tidaklah mulus. OSO menjadi yatim sejak usia delapan tahun. Ibunya seorang penjahit. OSO pun membantu meringankan beban ekonomi keluarga, dengan bekerja serabutan.
Dia pernah menjadi pedagang asongan di pelabuhan, kuli panggul, jualan rokok, hingga terjun ke dunia bisnis dan politik.
OSO memiliki semangat kuat dan pantang menyerah. Dalam beberapa kesempatan, OSO menegaskan bahwa doa dan kasih sayang ibu, membuatnya semakin kuat hingga akhirnya membuat dia bisa menjadi sukses.
“Jangan pernah malu kita siapa, tetapi yang malu kalau kita tidak jadi apa-apa,” kata OSO saat menerima audiensi 340 peserta final Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar 2017 di Nusantara V, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/8) lalu.
OSO pun mengingatkan jangan pernah lupa asal-usul. Dia menegaskan, sebagai orang yang berasal dari desa, maka jangan pernah melupakan desa. “Membangun desa harus dengan martabat,” katanya, Sabtu (10/8) lalu di Kayong Utara.
Dalam acara ulang tahun kemarin, OSO mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena masih diberikan umur yang panjang.
OSO mengatakan bahwa acara perayaan ulang tahun itu sekaligus sebagai perpisahan akhir masa jabatannya sebagai Ketua DPD dan Wakil Ketua MPR RI.