Baca juga: PAN Besar Karena Kader Militan
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumatera Barat, Drs. H. Nurman Agus mengapresiasi langkah yang diambil PAN dalam muswil. Menurutnya, langkah ini jelas akan menghilangkan politik uang yang selama ini identik dalam setiap musyawarah partai politik. “Ini langkah yang bagus, lantaran akan menjauhkan dari transaksi politik. Mudah-mudahan ini tidak hanya di level bawah saja, tapi sampai ke level pusat,” ujarnya saat diminta tanggapannya usai memberikan tausiyah takziah di Banuaran, Jumat (4/3/2016).
Namun Kader Muhammadiyah yang juga salah satu inisiator PAN di Sumbar ini mengingatkan agar PAN tidak melupakan sejarah. Pada awal reformasi, PAN partai besar di Sumbar dengan persentase suara terbanyak. Besarnya PAN saat itu ujarnya, tidak terlepas dari sokongan Muhammadiyah Sumbar. “Muhammadiyah itu tidak pernah berafiliasi dengan salah satu partai. Tapi, besarnya PAN juga tidak terlepas dari sokongan kader Muhammadiyah,” ujarnya.
Menurutnya, jika PAN masih ingin tetap besar, mestinya tetap merekatkan diri dengan Muhammadiyah. Dia tidak menapik dari lima nama yang muncul sebagai formatur, 2 diantaranya adalah kader terbaik Muhammadiyah. Tapi dia menyarankan, Ketua PAN Sumbar ke depan itu tidak hanya kader Muhammadiyah, tapi juga telah mengakar di PAN dan diterima oleh semua kalangan. “Walau ada 2 kader Muhammadiyah yang ditetapkan sebagai formatur, namun salah satunya betul-betul telah mengakar. Karena mengawali karier politiknya dari PAN, yakni, sebagai underbow PAN, baik di level propinsi maupun pusat. Apalagi, dia tokoh muda yang sudah malang melintang di propinsi sebagai Anggota DPRD Sumbar maupun pusat sebagai Anggota DPR RI,” ujarnya tanpa mau menyebutkan nama orangnya.