Padang Panjang di Usia 232 Tahun, Perayaan Terakhir di Masa Kepemimpinan Fadly Amran- Asrul

oleh

Padang Panjang, Spiritsumbar— Puluhan papan bunga yang bertuliskan ucapan selamat Hari Jadi Kota Padang Panjang ke 232  berdiri tegar dan ceria  di pelataran parkir Gedung DPRD Kota Padang Panjang, Sumbar, Kamis, 1/12/ 2022. Hujan dan angin kencang  yang belakangan  banyak mencekam  kota 16 kelurahan itu seakan  tidur memberi ketenangan tetamu yang  berangsur tiba sejak pukul  8.00 WIB.

Di langit mentari muncul setengah karena sebagian tubuh emasnya tertutup awan berbentuk kembang kol. Tidak memberi gerah, juga tidak  membuat gigil. “Rancak bana hari ini. Cerah seperti  baju  nan ibuk pakai”  guyon  seorang wartawan  kepada  pejabat wanita berpakaian baju kurung basiba bermanik tipis.

Yah, Kamis  di awal  Desember itu  dilangsungkan  Sidang Paripurna Peringatan  Hari Jadi Kota Padang Panjang ke 232. Pakaian hadirin tampak lebih special. Anggota dewan serta staf sekretariat pria tampil dengan baju batik plus destar di kepala. Sedangkan kaum perempuan memakai baju kurung warna oranye dengan hias kembang bordir. Walikota datang dengan pakaian Datuk seperti juga ninik mamak dan bundo kanduang dengan pakaian kebesaran masing-masing.

Rombongan Gubernur, Waalikota Dan Koforpimda Memasuki Ruang Sidang Dprd

Sidang Paripurna dibuka  Ketua  DPRD Mardiansyah A.Md. Kata demi kata mengalir dari praktisi Partai  PAN ini.  Harapannya pada pasangan Wako/Wawako Fadly- Asrul yang  tinggal  10 purnama lagi  agar dapat menuntaskan  capaian visi dan misi yang telah tertuang dalam  RPMJ. Caranya tentu dengan bekerja keras, papar Mardiansyah. Pesan khususnya untuk pembangunan  Sport  Center yang  sedang berjalan, kawal terus  secara bersama hingga proyek beranggaran besar ini dapat selesai tepat waktu, dan bisa dipergunakan terutama untuk Porprov Sumbar 2023 mendatang.

Sehubungan telah disahkannya  APBD 2023, kata Mardiansyah,  pihaknya berkomitmen untuk mengawasi  anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, akuntabel dan menjunjung tinggi norma-norma yang terkandung dalam aturan perundang-undangan. Di Akhir tahun jabatan Walikota/ Wakil Walikota bertepatan dengan  masuknya tahun politik, ini menurut  Ketua DPRD suatu tantangan yang berat. Karenanya,  setiap program harus terencana, dan terlaksana serta bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

Tak berakhir disitu, tiga orang lainnya didaulat  memberi   kata sambutan. Setelah ketua DPRD   adalah tokoh masyarakat   Dr. Arzul Jamaan, Walikota Padang Panjang, Fadly Amran, BBA serta Gubernur Sumbar  diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan, Devi Kurnia, SH.MH.

Gubernur Sumbar Diwakili Asisten-I Sekdaprov, Devi Kurnia
                         Gubernur Sumbar diwakili Asisten-I Sekdaprov, Devi Kurnia Dr.Arzul Jamaan  mantan dosen ISI Padang Panjang yang menjabat dari  KAN   Lareh Nan Panjang  selain juga menyanjung   banyaknya prestasi  yang diperoleh semasa kepemimpinan Fadly Amran. Yang dipujikan seperti pemberian beasiswa bagi  murid dan guru juara yang perlu dipertahankan, suksesnya MTQ Sumbar serta alek pacu kuda.

Sisi lain yang dikritisi/ mempertanyakan    beberapa program pembangunan fisik/infrastruktur. Misalnya,   pembangunan  trotoar  yang tak berkesudahan membuat jalanan sempit dan berselingkit, pedagang  terjepit, pembangunan gedung NICU RSUD yang diputus kontraknya, pembangunan Sport  Center yang kontraknya diulang hingga dua kali. Di bagian non fisik  yang jadi sorotan Arzul Jamaan  antara lain,  dana revolving yang kurang tepat sasaran menyebabkan pedagang di pasar terlilit hutang dengan lintah darat.

Di Bidang pendidikan, walau  berjibun prestasi   oleh guru dan siswa hingga ke level nasional  banyak hal yang harus diperhatikan Pemko ke depannya. Misalnya  program kampus merdeka yang   belum   sepenuhnya dipahami oleh  orang tua dan murid.Kemudian lagi,  di musim covid-19  murid   belajar online  di rumah. Akibatnya,   anak anak   jadi kecanduan gadget hingga terjadi degradasi mental. Pesan  lainnya bagi   Pemko  tingkatkan lagi  kepedulian pada kaum disabilitas. Terakhir  penyelesaian  masalah pasar Bukit Surungan, karena menurut Arzul, Pasar Busur merupakan aset berharga milik  Pemko. Wako Fadly Amran Wawako Asrul Ketua Dprd MardiasyahWako Fadly Amran, Wawako Asrul & Ketua DPRD Mardiansyah 

Beralih ke Walikota Fadly Amran. Sesuai  temanya” Padang Panjang Berprestasi”  Walikota Padang Panjang Fadli Amran  dalam sambutannya  lebih banyak  mengekspos  prestasi kota berjuluk kota Serambi Mekkah masa kepemimpinan sejak tahun 2018 lalu. Dia menyebut  kasus stunting  pada anak yang telah turun 17 % menjadi 13 %.

Ditambahkan  Fadly, di antara prestasi yang diraih, Indeks Reformasi Birokrasi Kota Padang Panjang telah mengalami peningkatan dari 50,49 pada 2018, menjadi 55,19 pada 2021, dan ditargetkan mencapai 56,5 pada 2022. Kemudian, Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah atau SAKIP Kota Padang Panjang juga mengalami kenaikan, dari nilai 58,69 dengan predikat CC pada 2020, menjadi 61,95 dengan predikat B pada 2021, dan ditargetkan dapat meningkat pada 2022.

Lalu, opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah dapat dipertahankan Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP selama enam kali berturut-turut. Hal ini menunjukkan stabilitas kinerja pengelolaan keuangan daerah yang baik dan memenuhi standar di Kota Padang Panjang.

Adapun Indeks Kepuasan Masyarakat juga mengalami peningkatan. Dari 80,93 pada 2018 menjadi 96,13 pada 2021. Angka ini jauh melampaui target yang hanya 89%. “Dengan hasil yang menggembirakan ini, maka pada 2022 kami berharap Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan Pemerintah Kota Padang Panjang dapat lebih baik lagi,” sebutnya.

Semua capaian ini tidak terlepas dari berbagai perbaikan yang telah dilakukan dalam aspek pelayanan pemerintahan. Seperti penerapan Smart City dengan pemberlakuan layanan-layanan online dan berbasis aplikasi. Misalnya, layanan perizinan online, administrasi kependudukan online, sistem pengaduan online, elektronifikasi transaksi Pemerintahan Daerah (cashless). “Termasuk juga peningkatan transparansi, akuntabilitas dan komitmen untuk menjadi kota berintegritas yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,” katanya.

Seperti juga sambutan demi sambutan sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Devi Kurnia tak lupa mengucapkan selamat hari jadi kota Padang Panjang ke 232. Pasca pandemi ini dia mengajak Padang Panjang untuk bermimpi, berinovasi dan berprestasi serta berkolaborasi  yang saling menguntungkan dengan daerah lain di Sumbar.

Walau adanya keterbatasan anggaran dan wewenang, diyakini padangan Fadly- Asrul, DPRD dan Forkopimda dapat menjawab tantangan.  Padang Panjang punya pendidikan  yang bagus, pariwisata  yang menarik. Air Terjun 7 Tingkek saja kalau dikembangkan  akan menjadi kekuatan ekonomi bagi Padang Panjang.Forum Rapat Pleno Dprd Peringati Hjk Ppj Ke 232Sidang Paripurna  HJK Padang Panjang 232  berakhir jelang Zuhur. Rangkaiannya di pamungkas acara adalah penyerahan Pin emas kepada 10 tokoh yang dianggap berjasa bagi pembangunan kota Padang Panjang, penyerahan piagam penghargaan bonus juara,  dan penyerahan piagam penghargaan kepada  4 anggota PWI Padang Panjang  sebagai wakil PWI Sumbar ke Porwanas tahun 2022 di Surabaya. Mereka terdiri,  Yuwardi, Paul Hendri, Suprianto dan Rahmad.

Tak kala menariknya 3 dari 4 orang utusan penyair luar negeri yang  diundang ke  ruang sidang peringatan HJK Padang Panjang  didaulat membacakan puisinya tentang Padang Panjang. Ketiga penyair tersebut adalah Abe Barreto Soares dari Timor Leste,  Prof.Dr. Phaosan Jaehwe dari Thailand dan Nik Mansoor Nik Halim dari Vietnam.”Suatu kehormatan bagi kami bisa tampil di momen ini. Ini merupakan kunjungan kedua bagi saya ke Kota Padang Panjang,” ucap Abe saat tampil dengan puisinya yang berjudul ‘Doa Doa yang Kutiupkan’. Setelahnya, ada penampilan Nik Mansor dengan syairnya yang berjudul ‘Mimpi Padang Panjang’, serta Phaosan Jaehwe dengan puisinya berjudul ‘Patung-patung Kertas’.

Para Pembaca Puisidan Haryatie Ab Rahman
Prof. Dr. Haryati AB Rahman, penyair wanita Malaysia kepada Spiritsumbar mengatakan ikut tersanjung  atas undangan untuk menghadiri HJK Padang Panjang. Ini adalah kunjungan kedua dirinya ke kota kecil berpenduduk 58 ribu jiwa ini. Sebelumnya pada tahun  Temu Penyair Asia Tenggara I tahun (TPAT) 2018. Sejalan pandemi  Covid-19, TPAT tahun 2020 gagal dihelat. Alhamdulillah di TPAT ke-2 tahun ini, dia dan 3 lainnya dari Malaysia bisa berkunjung lagi  dan bertemu dengan penyair   dari Indonesia, Timor Leste, Vietnam, Thailand , Brunei dan Singapore.Selain  sarat pemandangan elok Kota Padang Panjang  sejuk, masyarakatnya ramah  membuat  dosen salah satu perguruan tinggi di Malaysia ini  merasa senang dan nyaman selama  mengikuti TPAT yang  berlangsung  30 November hingga 2 Desember 2022.

TPAT sendiri  merupakan salah satu rangkaian kegiatan HJK  tahun 2022.  Selain pembacaan puisi, talkshow ke sejumlah SMP, bincang sastra di ISI, serta makan bajamba, TPAT juga dikolaborasikan dengan Art Fest berupa tarian dan acara melukis oleh 10 sosok professional dari kota Padang Panjang, papar  Kadis Perpustakaan & Arsip kepada pers.

***Sekelumit  Tentang Padang Panjang—Pada tahun  1790 M, Padang Panjang  tergolong sebagai kota modern(ukuran masa itu) . Peneliti/penulis asing Christine Dobin  dalam bukunya “ Kebangkitan Islam di Tengah Masyarakat Petani Yang Mulai Tumbuh di Nusantara  “ diterbitkan oleh  KNIF Jakarta  mengungkap  kala itu  perdagangan di Padang Panjang  memakai mata uang Spanyol. Diantara indikator  modernnya  Padang Panjang lainnya, penduduk waktu itu sudah heterogen, pasarnya ramai oleh masyarakat di Minang dan luar minang, termasuk pedagang bangsa asing .

Karena hasil penelitian Christine sudah diuji di sejumlah perguruan tinggi di dunia, Dr.M.Nur dari Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) menyebut dalam seminar mencari hari jadi kota (HJK) Padang Panjang pada Maret 2003,  tahun 1790 M layak  dijadikan sebagai   HJK Padang Panjang. Soal tanggal dan bulan itu boleh dikonsensuskan.

Itulah latar belakang  penetapan HJK Kota Padang Panjang pada 1 Desember 1790 M, yang kemudian di-Perda-kan pada  tahun 2004. Sebelumnya Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Padang Panjang diperingati berdasar UU No.8/1956 tanggal 28 Maret 1956 tentang pembentukan kota kecil bersama Kota Pekanbaru dan Sawahlunto.

Masa silam Padang Panjang sebelum 1956 telah mengalami kejayaan. Sebab dari data Arsip Nasional di Jakarta, seperti terungkap dari seminar pada Maret 2003 itu, pada 1837 M kota ini pernah jadi Ibukota provinsi Sumatera Westkust, terus pada 1881 M jadi Ibukota Afdelling membawahi Kabupaten Tanah Datar dan sebagian Kabupaten Padang Pariaman kini.

Terus, melintasnya kereta api (KA) dari Padang ke Sawahlunto pertengahan 1880-an, disusul KA Padang-Bukittinggi, kota ini cepat berkembang jadi kota perdagangan yang berpengaruh di Sumatera hingga 1970-an, terutama untuk komoditi sayur-mayur dan iklan asin.

Berikut juga tumbuh jadi kota pendidikan, terutama pendidikan Islam lewat Thawalib di Pasar Usang (berdiri 1911), Thawalib di Gunung (1918), Diniyah Puteri (1923), Kauman (1926) dan lainnya yang ramai oleh pelajar dari tanah air dan negeri jiran hingga 1970-an.

Perguruan Diniyah Putri Berdiri 1923
            Perguruan Diniyah Puteri berdiri pada tahun 1923 Bagaimana Padang Panjang kekinian? Peran perdagangan sayur-mayur tidak  ngetop seperti dulu lagi. Peran itu sudah lama terbagi bersama Pasar sayur di  Padanglua Bukitinggi, dan Pasar Kotobaru-Tanah Datar. Sementara  untuk komoditi ikan kering lebih mundur lagi.  Satu satu pedagang  besar hengkang ke kota lain, yang tinggal   hanya pedagang  ikan kering eceran. Dibawah era delapan puluhan   Padang Panjang  sebagai pusat perdagangan ikan kering  terbilang besar untuk ukuran Sumbar. Waktu itu  terdapat puluhan petak toko sebagai gudang ikan kering. Lokasinya  di los  ikan  sekarang.
Pasar Padang Panjang Dulu Dan Sekarang
Pasar Padang Panjang dulu dan sekarang

Namun, dibalik surutnya  ketenaran Padang Panjang sebagai sentra sayur dan ikan kering    Padang Panjang  sebagai kota tujuan pendidikan masih bertahan. Bahkan layak disebut  ter-atas  baik dari segi prestasi,  kelahiran     sekolah  umum dan sekolah   agama   tingkat kanak hingga SLTA  yang mendatangkan  murid dari  berbagai daerah Sumbar dan luar Sumbar.

Sejalan itu Perannya sebagai pusat kuliner  menunjukan grafik naik. Lihat saja, tiap   malam  Sabtu,  Minggu dan libur nasional,   berjejer kendaraan pribadi  dan bus pariwisata  entah dari mana saja  di sepanjang  Sudirman   menunggu  penumpangnya  berburu kuliner.(Yetti Harni/adv)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menarik dibaca