Lebih jauh Ketua ORARI Solok ini mengatakan, melalui belajar dengan media Radio para siswa masih bisa berkomunikasi dengan gurunya secara langsung walaupun tidak bertatap muka,selain itu para guru sangat gampang memantau muridnya yang sedang belajar di rumah masing – masing.
Dimasa pandemi seperti sekarang ini,katanya, berbagai tingkatan institusi pendidikan terpaksa mengambil kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sistem belajar dalam jaringan (daring).
Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan universitas. Siswa maupun guru diperkenankan melaksanakan proses pembelajaran dari rumah masing-masing. Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri,siswa bukan hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai.
Faktor keberadaan fasilitas pendukung menjadi sangat sentral bagi keberhasilan belajar daring. Jika siswa tidak bisa difasilitasi peralatan pendukung, seperti ponsel, laptop, komputer, atau bahkan jaringan internet baik WiFi maupun kuota internet, maka siswa akan sulit mengikuti pembelajaran, jadi tidak semua anak didik memiliki perangkat android maupun jaringan internet yang memadai untuk belajar secara online.
“Berangkat dari hal ini, kami dari Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) Kota Solok dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Solok mencoba menawarkan solusi kepada Pemerintah Daerah Kota Solok dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk memfasilitasi belajar menggunakan Radio, kata Nasril In Dt Malintang.