Agus menambahkan dalam pembangunan PLTN, pertama memang harus bebas dari gempa. Kedua dekat dengan laut, dan ketiga jauh dari kawasan penduduk.
“Karena Kalbar sendiri sangat kecil kemungkinan terjadi gempa. Tentu pengembangan PLTN tenaga nuklir sangat mungkin dilakukan,” lontarnya.
Di kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional Syamsir Abduh menambahkan tidak ada negara lain yang besar tanpa menggunakan secara bijak PLTN mereka. Karena disitu lah proses industrialisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. “Maka kita harus belajar dari negara maju seperti Tiongkok,” tuturnya.
Secara garis besar, sambungnya, bahwa komitmen pemerintah Indonesia dengan Tiongkok sama dalam membangun nuklir pada tahun 1965. Namun Indonesia hanya menghabiskan waktu untuk diskusi, tapi tidak ada keberanian untuk membangun PLTN.
“Padahal sudah nyata PLTN memberikan dampak yang luas pada industrialisasi di suatu negara,” papar Syamsir.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal DPD RI Reydonnyzar Moenek menambahkan bahwa intinya Kesekjenan DPD RI siap dalam memberikan dukungan baik itu bersifat administratif dan teknis operasional.
“Namun sesuai amanah Ketua DPD RI, bahwa kita siap memberikan perhatian yang signifikan kelangsungan dari program pembangunan PLTN ini,” tuturnya.