Namun ia menduga, bahwa asing lebih enggan berinvestasi karena pandemi dan lebih menahan sumberdayanya menunggu pandemi usai.
“Dari sini kita dapat melihat bahwa potensi sumberdaya dalam negeri mampu mengalahkan asing dalam persoalan investasi. Ini berarti, selama ini potensi dalam negeri belum tergali optimal dan masih akan ada potensi-potensi lain yang sesungguhnya dalam negeri mampu untuk lebih berdaya dibandingkan sumber daya asing,” urai Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini memberi apresiasi kepada BKPM yang telah dicapaian BKPM yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Namun ia menyarankan agar UMKM dapat diberikan porsi yang lebih dari sebelumnya. Pelaksanaan investasi harus sejalan dengan upaya pengembangan UMKM, mengingat UMKM merupakan kekuatan ekonomi rakyat dan menjadi kontributor sebesar 61,1% bagi PDB nasional di tahun 2018.
Anggota Fraksi PKS ini juga meminta kepada BKPM agar investasi di daerah mengarah pada padat karya. Dan arah dari investasi ini jangan yang menguras Sumber Daya Alam Indonesia. Ia juga meminta agar investasi dapat dilakukan secara merata se Indonesia. Ada proprsi yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa.
“Saya berharap kedepannya BKPM mampu menjadi lembaga yang berperan besar pada penumbuhan usaha kecil menengah sehingga dalam waktu di masa depan, terjadi keseimbangan kekuatan ekonomi rakyat yang dapat ditunjukkan pada gini rasio yang tidak terlalu jauh” tutup Nevi Zuairina. (*)