Nevi melanjutkan, Lewat PMN, Bio Farma kini telah memproduksi 52,63 Juta Vaksin Covid-19 (hingga 31 Mei 2021). Angka ini bertambah jadi 90,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada 26 Juli 2021.
“Yang menjadi pertanyaan kami adalah, hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk, yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish produk yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna. Apakah Biofarma tidak dapat memproduksi sendiri vaksin-vaksin ini. Apa kesulitannya..?”, kata Nevi mempertanyakan.
Legislator asal Sumatera Barat II ini juga mengingatkan, berkaitan dengan kewajiban penggunaan komponen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan transfer teknologi dalam bidang fill atau finish bulk ini. Dalam catatanny, terdapat 4 Industri farmasi yang siap transfer teknologi pengembangan vaksin melalui Biofarma.
“Fraksi kami di PKS juga terus mendorong Biofarma untuk memproduksi vaksin merah-putih, mulai dari clinical trials atau research and development hingga produksi pada filling line. Termasuk berkolaborasi dengan swasta dan Industri farmasi lain. Tentunya kami juga meminta Biofarma ada kolaborasi dengan UMKM atau Industri Kesehatan berlevel IKM (Industri Kecil Menengah). Pelibatan UMKM cukup penting mengingat mereka yang sangat terdampak pandemi”, tutup Nevi Zuairina.