Diakuinya, selama momen Nataru, sebagian besar masyarakat di lima provinsi tersebut memilih berpergian dengan menggunakan Pertalite. Konsumsi Pertalite ini mengalami kenaikan sebesar 20,1 persen atau 7.343 KL dibanding rerata normal 6.115 KL.
“Di wilayah Sumbagut, pengendara sepeda motor dan mobil paling banyak menggunakan Pertalite. BBM ini sesuai kebutuhan mesin kendaraan dan ramah lingkungan,” ucap Taufikurachman.
Sementara itu, lanjutnya, konsumsi gasoil (Dex, Dexlite, Biosolar) mengalami penurunan sebesar 0,6 persen atau 7.077 KL dibandingkan konsumsi normal sebanyak 7.121 KL. Sedangkan konsumsi gasoil masih turun 4,4 persen atau 7.077 KL dibandingkan estimasi Satgas sebanyak 7.405 KL.
“Dexlite mengalami kenaikan 18 persen sedangkan Biosolar turun 1,1 persen di wilayah Sumbagut selama masa Satgas,” ucap Taufikurachman.
Di sisi lain, realisasi harian secara ytd per 10 Januari 2021 konsumsi LPG PSO mengalami kenaikan sebesar 5,3 persen atau 2.728 Metric Ton (MT) dibanding konsumsi normal 2.592 MT. Sedangkan konsumsi LPG NPSO mengalami penurunan sebesar 0,6 persen atau 347 MT dibandingkan konsumsi normal sebanyak 349 MT.
“Tapi jika dibanding dengan estimasi Satgas, konsumsi LPG subsidi ini naik 2,9 persen dan LPG NPSO mengalami turun 2,3 persen,” ujarnya.