“Kita menyayangkan salah pengertian, ingin pertahankan predikat daerahnya zero positif Covid-19. Sehingga kepala daerahnya enggan mengirim tes SWAB serta melakukan tracking terhadap warganya. Niniak mamak basilengah, anak kamanakan basiarak jo baserak, lain padang lain bilalang, lain nagari lain penanganannya,” ungkap Nasrul Abit Datuak Malintang Panai.
Masyarakat harusnya bisa memeriksakan diri pada rumah sakit, disinilah peran niniak mamak mengajak kaumnya untuk bisa periksakan diri. Padahal, seluruh pembiayaan tes SWAB menjadi tanggung jawab pemprov Sumbar.
Artikel Lainnya
Nasrul Abit tegaskan, virus corona bukan penyakit “Aib” yang tidak perlu ditakuti, inilah yang perlu diluruskan oleh para niniak mamak, kalau tidak bakal banyak merenggut nyawa masyarakat, karena penanganannya sudah terlambat.
Dan ini akan dipertanggung jawabkan kepala daerah bersangkutan kepada Allah SWT. “Pemangku adat Minangkabau di Sumbar, harus pro aktif perang melawan Covid-19 dengan mendata warganya datang mudik kedaerahnya dengan melakukan isolasi,” ucap Nasrul Abit.
Nasrul Abit menjelaskan, bahwa saat ini ada 420 orang terinfeksi Covid-19 di Sumbar yang awalnya berasal dari luar yaitu para pemudik yang masuk ke Sumbar.