Mubaligh lain, Arwan Kasri, mengaku kagum terhadap Nasrul Abit karena berani menolak LGBT. Dalam pertemuan itu ia menyampaikan nasib guru mengaji dan mubaligh yang terdampak Covid-19. “Covid-19 ini membuat jadwal kami hilang, Pak. Harus ada perhatian lebih dari kepala daerah,” ujarnya.
Joni Darma, mubaligh muda lainnya, membakar semangat teman-temannya untuk tidak malu-malu mendukung Nasrul Abit. “Ini kesempatan emas kita. Siapa lagi yang akan kita pilih kalau bukan orang kampung kita? Mari kita sosialisasikan beliau. Mari kita pulang kampung untuk menguatkan saudara yang lain,” katanya.
Menurut Joni, aneh rasanya kalau ada orang Pessel tidak memilih putra daerah dalam Pilkada Sumbar kali ini. “Ini sejarah bagi Pessel. Baru ini pertama kalinya putra daerah maju jadi calon gubernur,” katanya.
Nasrul Abit menyatakan bahwa ia bersama Indra Catri juga punya program khusus pada bidang agama. Misalnya, menjadikan Masjid Raya Sumbar “bercita rasa” Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. “Kami ingin Masjid Raya Sumbar dikelola secara modern ‘bercita rasa’ Masjidil Haram dan Nabawi.
Dengan kata lain, NA-IC ingin mewujudkan masjid yang aman, nyaman, bersih, memiliki imam besar dan menjadi pusat kegiatan umat,” ucapnya.