Untuk mengelola masjid, Hidayat mengatakan bahwa pihaknya akan melibatkan tenaga profesional dari berbagai bidang ilmu, seperti agama, managemen, bahkan hiburan (entertainment).
“Kita harus punya imam besar tetap yang fasih bacaannya, punya sound system yang bagus sehingga salat serasa di Nabawi. Kita juga harus punya pustaka Islam sebagai pusat pembelajaran. Kita ingin memanfaatkan taman sebagai tempat berjualan bagi pelaku UMKM, seperti sajadah dan sebagainya. Bisa juga kita sediakan semacam studio mini untuk memutar film sejarah Islam dan tokoh Islam Minangkabau,” tuturnya.
Pihaknya merencanakan semua pengelolaan Masjid Raya Sumbar itu agar persoalan umat Islam di Sumbar bisa terselesaikan dengan tetap mengadopsi falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
“Ini gagasan dan kecil yang punya manfaat besar. Masjid Raya Sumbar bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di daerah. Kami akan wujudkan ini jika NA-IC terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar. Kami di legislatif akan dorong dengan regulasi karena pengelolaan masjid ini di bawah Pemprov Sumbar,” katanya.
Tip & Trik