Makanya, rumusan Bhineka Tunggal Ika ditemukan dan diusulkan oleh Yamin dengan mengutip dari buku Sutasoma karya Mpu Tantular, yang berarti beragam tapi satu. Mpu Tantular sendiri beragama Budha tetapi merasa aman hidup di dalam Kerajaan Majapahit yang menganut agama Hindu sebagai agama negara. “Ini membuktikan masyarakat sejak dahulu sudah hidup berdampingan secara damai”, imbuhnya.
Indonesia beruntung karena telah memiliki falsafah Bhineka Tunggal Ika dari dulu ketika negara modern barat masih mulai baru memperhatikan tentang konsep keberagaman. Bagi kita, Bhinneka adalah realitas sosial, sedangkan Tunggal Ika adalah cita cita kebangsaan. Yang merupakan “Jembatan Emas” untuk menuju pembentukan sebuah ikatan yang merangkul keberagaman dalam sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat yaitu Indonesia, ujar Rolindrawan.
Saurip Kadi mempertanyakan jaminan dari mana, cita cita luhur dan tujuan didirikannya negara akan bisa terwujud, kalau batang tubuh UUD 1945 yang wajib dijadikan hukum dasar dalam mengelola negara bukanlah turunan asli UUD 1945, setelah empat kali amandemen, katanya.
Muhammad Yamin semasa hidupnya hanya sekali berpartai politik bergabung dengan Partai Murba yang didirikan oleh Tan Malaka di Jogjakarta. Sekarang Partai Murba berfusi dengan PDI Perjuangan sejak orde baru.