Berbeda dengan Selandia Baru, sekolah-sekolah di Jepang memulai hari pertamanya di tanggal 1 April. Tanggal ini ditetapkan karena simbol dari mekarnya bunga sakura. Saat musim semi dimulai, murid-murid baru itu bagaikan bunga sakura, harapan bangsa. Hari pertama sekolah menjadi sebuah perayaan di Jepang. Para kerabat memberi hadiah pada anak yang jadi siswa baru. Hadiah utama adalah tas kotak dan keras yang disebut randoseru. Hadiah yang spesial adalah meja belajar baru di dalam rumah. Kemudian di sekolah-sekolah Jepang, siswa baru dan para orang tua disambut oleh nyugakushiki, yaitu seremoni pintu masuk yang ditandai dengan potong pita. Kemudian para siswa dan orang tua dipandu berkeliling sekolah diiringi nyanyian selamat datang dari kakak-kakak kelas yang berbaris layaknya pagar ayu/ pagar bagus dalam pernikahan Jawa.
Terlepas dari beragam tradisi di berbagai negara, hari pertama sekolah tetap menjadi momen istimewa bagi anak, orang tua, dan guru. Karena itu Kemendikbud melakukan kampanye Hari Pertama Sekolah yang mengajak orang tua mengantar anaknya di hari pertama sekolah. Hari Pertama Sekolah menjadi kesempatan mendorong interaksi antara orang tua dengan guru di sekolah untuk menjalin komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak.