Padang, SPIRITSUMBAR.com – Menutup tahun 2024, Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat (FPS Sumbar) tetap konsisten dengan pergerakannya menggelar “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” di setiap penghujung bulan.
Kali ini, Sabtu (28/12/2024), FPS Sumbar menghadirkan Dr Mohammad Isa Gautama, MSi, dosen Universitas Negeri Padang (UNP), untuk memberikan orasi budaya.
Dalam orasinya yang berjudul; “Taman Budaya Sumbar: Menuju Mental Sadar Budaya”, Mohammadi Isa Gautama menyampaikan bahwa Taman Budaya Sumbar memiliki potensi besar untuk menjadi pusat revitalisasi mental sadar budaya.
“Namun, potensi ini hanya dapat terwujud melalui kerjasama yang erat antara berbagai pihak, tidak hanya seniman dan budayawan, namun juga pemerintah, komunitas lokal, dan institusi pendidikan,” ujar Mohammad Isa Gautama yang merupakan putra dari sastrawan, wartawan dan akademisi Prof Harris Effendi Thahar.
Lanjutnya, dengan pendekatan yang inovatif dan inklusif, Taman Budaya Sumbar dapat menjadi katalisator dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat dan pentingnya pelestarian budaya lokal.
Membangun mental sadar budaya bukan lah tugas yang mudah, tetapi ini adalah langkah yang harus diambil demi keberlanjutan identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi.
“Mari bersama-sama menjadikan Taman Budaya Sumbar sebagai simbol kebangkitan budaya identitas kita, yakni Minangkabau,” tukas Mohammad Isa Gautama, yang baru saja menyandang gelar doktor (S3) melalui sidang terbuka beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan itu, Mohammad Isa Gautama yang telah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi, membaca dua puisi karyanya yang berjudul; Burung-burung Pantai dan Pemandangan Suatu Ketika.
Seperti biasa, acara “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” FPS Sumbar tetap menampilkan beragam kreasi seni, mulai dari musik, tari, lukis dan baca puisi.
Acara yang dibuka oleh Presidium FPS Sumbar Syarifuddin Arifin itu membahana dengan adanya penampilan grup musik Parewa Limo Suku dan dari komunitas pemusik KPJ Sakato, yang membawakan lagu-lagu dengan semangat.
Dalam sambutannya, Syarifuddin Arifin menyampaikan bahwa acara “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” ini tetap berlanjut ke tahun berikutnya, 2025. “Di samping sebagai ajang penyampai aspirasi dan unjuk kreasi, acara ini juga wadah silaturahmi dan saling bertukar pikiran bagi para seniman,” kata penyair senior kaliber ASEAN ini.
Acara diisi pula dengan penampilan nyanyi dari Aisya. Baca puisi oleh Hana Adhisty, Muslim Noer dan Bambang Art, serta tari tradisional Minang yang ditampilkan Sanggar Tari Cahaya Bundo.
Tak ketinggalan live panting art bersama perupa Herisman Tojes dan Jon Hardy, yang melatari selama acara berlangsung.
Acara yang dibawakan oleh Fauzul el Nurca ini, turut dihadiri Presidium FPS Sumbar Ery Mefri, Syarifuddin Arifin, Dr Andria C Tamsin, Dr Hermawan, Zamzami Ismail, Trikora Irianto, dan seniman lainnya, Dadang Leona, Armeynd Sufhasril, Viveri Yudi (Mak Kari), dan lainnya, serta wartawan Nasrul Azwar, Nofi Sastera, Isa Kurniawan, Sandy Sitia, dan Armaidi Tanjung (Sekretaris SatuPena Sumbar). (Rel)