Ia menyebutkan Nagari Katiagan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia itu 80 persen masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan, 10 persen sebagai wiraswasta, lima persen usaha perkebunan dan lima persen sebagai guru atau PNS.
Persoalannya lagi-lagi akses darat menuju daerah itu tidak ada. Sehingga daerah itu berstatus sebagai nagari terisolasi.
Mengingat begitu pentingnya pembangunan akses transportasi maka Nagari Katiagan menyambut baik adanya dana desa yang digunakan untuk pembangunan daerah itu baik infrastruktur maupun kualitas sumber daya manusia.
Pada 2016 lalu, Nagari Katiagan benar-benar memanfaatkan dana desa yang ada sekitar Rp937.746.479 itu. Berbagai pembangunan infrastruktur dilakukan, termasuk membangun jembatan dalam rangka menghubungkan dua kejorongan untuk mempercepat akses menuju Katiagan.
“Jembatan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Masyarakat mengharapkan kendaraan roda empat bisa menuju Katiagan,” katanya.
Sumando Katiagan Amril alias Bulit berharap kedepannya akses jalan perlu ditingkatkan sehingga kendaraan roda empat bisa sampai ke Katiagan.
Selain itu juga mengharapkan dana berbagai pembangunan terus diberikan ke Katiagan sehingga Katiagan tidak lagi terisolasi dan terpencil, selain infrastruktur jalan dan jembatan, sarana kesehatan, pendidikan masih minim di Katiagan dan Mandiangin. (BY)
Editor : Saribulih