Tercatat di Jorong Mandiangin terdapat 480 Kepala Keluarga dan Katiagan 200 KK. Lalu-lintas menggunakan ponton setiap harinya cukup tinggi karena selain masyarakat juga anak sekolah menggunakan ponton.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Nagari Pasaman Barat, Etris Dsem mengatakan pada 2016 Jorong Katiagan memanfaatkan dana desa untuk melepaskan sejumlah daerah yang masih terisolasi namun tidak cukup dengan dana desa saja.
“Dana desa sangat bermanfaat bagi nagari atau desa untuk membangun infrastruktur yang masih tertinggal. Apalagi jika ditambah dengan dana nagari,” katanya.
Menurutnya, secara geografis Nagari Katiagan sangat terisolasi karena akses menuju daerah seluas 19.600 hektare itu hanya bisa menggunakan perahu atau ponton karena dipisahkan oleh sungai besar.
Akibatnya, daerah yang memiliki sekitar 3.000 jiwa itu benar-benar terisolasi karena tidak bisa ditempuh menggunakan jalur darat. Apalagi, akses dari pusat pemerintahan Kecamatan Kinali sekitar 35 kilometer, jarak dari Ibukota Kabupaten di Simpang Empat sekitar 45 kilometer dan dari Ibukota Provinsi Sumbar 195 kilometer.
Perbaikan akses transportasi darat menuju daerah itu sangat dibutuhkan. Terutama akses jalan dan jembatan sebagai penghubung antara dua Kejorongan Katiagan dan Kejorongan Mandiangin. “Nagari Katiagan terdiri dari dua kejorongan yakni Katiagan dan Mandiangin. Namun selama ini akses transportasi hanya menggunakan perahu atau ponton,” katanya.