Dia kemudian berkomentar betapa sayangnya bahwa Franklin harus menulis dengan nama samaran laki-laki, “Saya tidak dapat membayangkan betapa sulit baginya untuk bersembunyi di balik nama pena karena kurangnya toleransi masyarakat terhadap kemandirian seorang wanita.
Baca : Garuda Muda Mengganas, Shin Tae-yong Tersenyum Puas
Sayang sekali bahwa, sebagai seorang wanita, dia harus menutupi dirinya yang sebenarnya untuk melindungi dirinya dari ulasan buruk yang dibuat oleh orang-orang yang lebih konservatif dan bias kepada laki-laki. Dia benar-benar memberikan contoh bagi semua wanita bahwa kita harus dapat melakukan apa pun yang kita inginkan; tidak peduli siapa kita dan di mana kita berdiri di masyarakat,” ucap Ali Sophea.
Tak lama kemudian, feminis NSW Rose Scott mengambil Franklin sebagai anak didiknya dan memperkenalkannya kepada banyak feminis terkenal seperti Maybanke Anderson dan Vida Goldstein. Wanita-wanita ini mendesak Franklin untuk pergi ke Amerika. Pada tahun 1906, Franklin berlayar ke San Francisco. Akhirnya, dia mencapai Chicago, di mana dia menghabiskan sembilan tahun bekerja untuk National Women’s Trade Union League.
Baca : Heboh Harga Menu di MBC Milik Raffi Ahmad, Ditanggapi Anggota DPRD Kota Padang
Pada awal waktunya bekerja di National Women’s Trade Union League, Franklin dengan keras menyangkal dicap sebagai feminis. Itu semua berubah ketika dia berhubungan dengan anggota gerakan feminis yang mengkampanyekan hak pilih perempuan dan mengagitasi untuk kondisi kerja yang lebih baik—ini adalah ketika dia bertemu dengan Alice Henry, wanita sesama warga Australia, yang s menjadi teman seumur hidupnya.
Pada tahun 1915, Franklin pindah ke London, di mana ia bekerja sebentar sebagai juru masak di sebuah tempat penitipan anak yang didirikan oleh Margaret McMillan di Deptford, sebagai sukarelawan di Scottish Women’s Hospitals for Foreign Service di Makedonia, dan sebagai sekretaris.
Bacaa : Nagari Sikabau Kembali Gelar Tradisi Ziarah di Rumah Gadang
Franklin tinggal di London hingga tahun 1972, dan ia mengunjungi Australia dua kali: pertama pada tahun 1923-1924 dan kemudian pada tahun 1927. Selama waktu itu, dia menulis dengan nama samaran ‘Brent of Bin Bin.’ Dia menggunakan nama samaran karena khawatir bahwa karyanya tidak akan selaris novel debutnya yang terkenal, My Brilliant Career dan untuk melindunginya dari kritik negatif.
Halaman
<< ➊ ➋ ➌ ➍ >>
Tip & Trik