Miles Franklin Award, Penghargaan Sastra Australia

oleh

Pengalaman masa kecilnya yang sulit sebagai seorang gadis di sebuah peternakan menjadi insipirasi dalam novel debutnya, My Brilliant Career. Lucille deView dalam The Christian Science Monitor (1982) membandingkan kehidupan Miles Franklin dan Sybylla Melvyn, dan menyebutkan bagaimana kehidupan kedua wanita ini sangat mirip sehingga sulit untuk dipisahkan.

Baca : Les Murray, Sang Penyair Katolik Terkenal

“Sulit untuk memisahkan Sybylla dari Stella Maria Sarah Miles Franklin, yang menciptakannya, karena kehidupan mereka paralel dalam banyak hal. Keduanya tomboi dan tertarik dengan politik pada zaman mereka, yang semuanya dianggap tidak pantas” ungkap Lucille deView.

Miles Franklin hanyalah seorang remaja berusia delapan belas tahun ketika dia selesai menulis buku yang akan segera menguasai dunia. Pada tahun 1901, meskipun ditolak diberbagai penerbit lokal, dengan bantuan Henry Lawson, Blackwood’s of Edinburgh menerbitkan bukunya.

Baca : Manjalang Buya Lubuk Landur Tradisi Leluhur di Pasaman Barat

R. Das, seorang mahasiswi University of Calcutta, India, tahun kedua, mendefinisikan novel debut Franklin sebagai “… salah satu hits paling sensasional di dunia sastra dan memang seharusnya begitu. Sebuah buku jauh di depan zamannya; mencari hak-hak perempuan dan memperjuangkan tempat mereka di masyarakat melalui alur cerita yang jenaka dan cerdik, My Brilliant Career akan selalu menjadi mahakarya.”

Franklin pertama kali mendebutkan novelnya pada tahun 1901; novel ini menjadi hit seketika dan memicu kehebohan di antara keluarga dan tetangga yang mengancam akan menuntutnya. Para pendeta sangat marah dengan pendapat Franklin yang berbeda tentang pernikahan, gereja, dan penyakit kelamin.

Baca : Heboh, Karcis Masuk Masjid Terapung Pantai Carocok

Akibatnya, dia menginstruksikan agar novel tersebut tidak diterbitkan kembali sampai setelah kematiannya dan dia menerbitkan sebagian besar dari dua puluh karyanya berikut dengan nama samaran.

Ketika ditanya tentang Miles Franklin, Ali Sophea, seorang mahasiswi University of Technology Malaysia tahun kedua, menggambarkan Franklin sebagai “salah satu pelopor penulis wanita progresif dan seorang wanita di depan zamannya.”

Sebelumnya

 

Selanjutnya

 

Halaman

<<   ➋    >>

Menarik dibaca