Keluh kesah yang terlontar diungkapkan oleh pelanggan pijar listrik Bandaro (57) di Tanjung Ampalu, dengan adanya sering mendadak lampu mati berapa korban elektronik masyarakat, saya sudah cukuplah dalam perasaian dari kulkas yang rusak, TV, elektronik yang lain. Yang lebih mendongkolkan hati kami dan masyarakat yang lain, ketika fardhu Magrib tiba orang mau sholat, sudah beberapa kali dan ini sudah jadi langganan, tiba-tiba lampu mati, inilah yang bikin masyarakat bacaruik-caruik.
Apalagi sekarang lanjut Bandaro, kenaikan rekening listrik tak pernah ada pemberitahukan semua atas legalitas dari PLN itu sendiri, kalau dulu kan ada pemberitahuan di media baik cetak/elektrinik, sekarang ya tenguklan sendiri. Taruklah saya mewakili atas nama pelanggan listrik 900 KWH yang sudah dicabut subsidi dari pemerintah, kenaikannya jangan menjadi dan memberatkan masyarakat, ini tidak setiap membayar rekening naik terus.
Jangan seperti raja kecil saja, bahwa keberadaan pijar listrik hanya PLN saja. Seharusnya pemerintah pusat harus menumbuh kembangkan listrik swasta, nah nanti dalam pelayanan terhadap konsumen bisa bersaing, mengecewakan masyarakat atau tidak!, Apakah elektronik masyarakat yang pada rusak gara-gara lampu sering “Mota-mati” apakah dianggap angin lalu sama PLN Rayon atau yang lebih atas. Masyarakat tidak keberatan kalau rekening listrik itu naik tetapi dengan berbagai kewajaran, termasuk pelayanan terhadap masyarakat, tutur Bandaro.